DIABETES MELLITUS BISA MENYERANG ANAK-ANAK ? YUK KENALI CIRI-CIRI GEJALA DIABETES PADA ANAK



Gambar hanya ilustrasi

Menurut WHO (2021), diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah dari waktu ke waktu. Penyakit ini dapat disebabkan karena adanya gangguan pada sekresi dan kerja insulin. Prevalensi anak yang mengalami diabetes melitus mengalami peningkatan di seluruh dunia, dengan 15-20 % terdiagnosis pada usia di bawah 5 tahun. Indonesia sendiri pada tahun 2017-2019 tercatat 1.249 anak mengalami diabetes melitus tipe 1, dengan 71% anak pada tahun 2017 mengalami ketoasidosis diabetik (KAD). Dr Muhammad Faizi, SpA (K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI mengatakan bahwa prevalensi kasus diabetes pada anak pada Januari 2023 di Indonesia 2 per 100.000 jiwa.

Tipe diabetes melitus dibagi menjadi empat kategori, sebagai berikut :

1. Diabetes mellitus tipe 1
Gejala klinis yang timbul pada penderita diabetes melitus tipe 1 sebagian besar bersifat akut, seperti poliuria, polidipsia, polipagia, dan penurunan berat badan yang cepat dalam 2–6 minggu sebelum diagnosis ditegakkan. Diagnosis diabetes melitus tipe 1 ini dapat ditegakkan dengan pasti jika gejala-gejala klinis tersebut disertai dengan hiperglikemia (IDAI, 2017).

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 sering juga disebut diabetes lofe style. Jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial aterosklerosis dan penyakit vascular mikroangiopati.

3. Diabetes melitus gestasional

Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan suatu keadaan intoleransi glukosa pada ibu hamil yang sebelumnya belum pernah didiagnosis menderita diabetes melitus sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah selama kehamilan.

4. Diabetes melitus tipe lain

Diabetes tipe lain sering terjadi karena kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai insulin ke dalam otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan regenerasi sel otak sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer. Risiko Alzheimer dan demensia bisa berkali lipat lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan dengan individu yang sehat.

Untuk membantu mendeteksi diabetes melitus pada anak, ada beberapa gejala yang bisa perhatikan, yaitu :

1. Anak sering buang air kecil


Normalnya, bayi akan buang air kecil setiap 1-3 jam sekali atau paling jarang 3-4 kali dalam sehari. Setelah usianya menginjak 3 tahun, frekuensi buang air kecil anak bisa sebanyak 12 kali sehari dan menjadi 4-6 kali sehari seiring bertambahnya usia.

2. Anak sering merasa haus berlebihan


Sering buang air kecil membuat tubuh kekurangan cairan sehingga anak akan merasa dehidrasi dan semakin banyak mengonsumsi air. Hal ini beriringan dengan gejala buang air kecil yang berlebihan.

3. Nafsu makan anak meningkat


Rendahnya kadar insulin akibat tidak berfungsi normal membuat gula yang masuk ke tubuh tidak bisa diolah menjadi energi. Ini akan membuat anak lebih cepat lapar dan kondisi ini disebut polifagia.

4. Berat badan anak menurun tanpa sebab yang pasti


Nafsu makan meningkat namun berat badan anak menjadi turun harus diwaspadai karena pada biasanya hal ini menjadi tanda diabetes. Ketika tubuh tidak mampu memproses glokosa menjadi energi, tubuh akan mencari sumber lain, seperti lemak dan otot, untuk dijadikan energi sehingga anak akan tetap mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat badan lebih signifikan dialami anak yang menderita diabetes tipe 1 dibandingkan dengan diabetes tipe 2.

5. Anak cenderung selalu merasa lelah dan perubahan perilaku


Karena tidak berenergi, anak akan terlihat lelah sepanjang waktu. Perilaku mereka juga akan tidak terlihat seperti biasanya, enggan untuk bermain, tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu, dan tidak mampu berkonsentrasi dengan baik.

6. Luka pada tubuh anak sulit sembuh


Tingginya kadar gula darah dalam tubuh dapat membuat dinding pembuluh darah menyempit. Sehingga sel-sel tubuh akan kesulitan memperbaiki jaringan yang rusak dan membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat. Akibatnya, anak-anak akan rentan terserang infeksi, terutama infeksi jamur pada anak perempuan.

7. Warna kulit anak menghitam


Diabetes pada anak dapat menimbulkan gejala akantosis nigrikans, yakni perubahan wana kulit menjadi lebih gelap dan tebal, terutama di area lipatan tubuh. Perubahan warna kulit ini disebabkan oleh adanya resistensi insulin.

8. Gejala lain

Anak yang menderita diabetes juga bisa mengeluh pandangannya kabur, sakit perut, mual dan muntah, serta napas berbau seperti buah. Pada bayi, ruam popok yang berulang kali juga bisa menjadi gejala diabetes.

Perlu diketahui ciri-ciri yang disebutkan diatas tidak serta merta menunjukkan gejala pasti diabetes pada anak. Sebaiknya segera periksakan anak ke dokter anak apabila anak menunjukkan tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan di atas agar bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk pemeriksaan kadar gula darah. Hal ini penting agar diabetes anak bisa terdeteksi sedini mungkin dan pengobatan bisa segera diberikan. Berikut kriteria diagnostik untuk diabetes melitus pada anak yang diadaptasi dari American Diabetes Association yang didasarkan pada pengukuran glukosa darah dan ada atau tidaknya gejala dengan memenuhi salah satu kriteria berikut:

1. Gejala klasik diabetes (polidipsia, poliuria, penurunan berat badan) atau hiperglikemi dan glukosa plasma ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L), atau

2. Glukosa puasa plasma ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L), atau

3. Glukosa 2 jam postprandial 200 mg/dL (11,1 mmol/L) dengan Uji Toleransi Glukosa Oral, atau

4. HbA1c > 6,5% sesuai standar National Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP) pada laboratorium bersertifikasi (Pulungan, Fadiana, Annisa, 2021).

Itu beberapa informasi terkait ciri-ciri gejala diabetes mellitus pada anak. Semakin cepat disadari, anak bisa mendapat perawatan dan melakukan tindakan pencegahan yang dibutuhkan untuk gejala diabetes mellitus. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tahu bagaimana cara deteksi dini diabetes melitus pada anak, agar pengobatan dapat dilakukan secepat mungkin dan si kecil pun terhindari dari komplikasi berbahaya. Semoga tips ini membantu ya moms and dad 👪


Referensi :

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2017). Diagnosis dan Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak dan Remaja.

2. Kemenkes. 2023. Mengenal Diabetes pada Anak. Diakses pada 20 Juni 2024 : Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

3. Pulungan AB, Fadiana G, Annisa D. (2021). Type 1 diabetes mellitus in children: experience in Indonesia. Clin Pediatr Endocrinol, 30(1):11-18. DOI: 10.1297/cpe.30.11.

4. Punthakee Z, Goldenberg R, Katz P. (2018). Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes, Prediabetes and Metabolic Syndrome. Canadian Journal of Diabetes. doi: 10.1016/j.jcjd.2017.10.003.

5. WHO. (2021). Improving diabetes outcomes for all, a hundred years on from the discovery of insulin: report of the Global Diabetes Summit.

Instagram: healthycare.kids



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Aktivitas Fisik dalam Pertumbuhan Anak

Cara Membantu Anak Mengatasi Stres dan Kecemasan

Mengelola Layar dan Gadget untuk Kesehatan Mental Anak